TEMPE NAGATON SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN BIOENTREPRENEURSHIP SISWA DI PONDOK PESANTREN
Keywords:
Bioentrepreneurship, Tempe Nagaton, Pondok PesantrenAbstract
Indigenousitas pesantren menyiratkan bahwa pesantren tengah mengalami sebuah fase dalam perkembangannya. Pondok Pesantren Bustanun Nasyi’in yang berlokasi di Jl. Majalengka-cirebon Desa Buahkapas Kecamatan Sindangwangi Kabupaten Majalengka Provinsi Jawa Barat adalah sebuah lembaga pendidikan dan lembaga dakwah yang salah satu visi nya mengembangkan pengajaran kewirausahaan, teknologi tepat guna dan merupakan salah satu sumber pendanaan pesantren yang dijalankan oleh para santrinya. Metode pelaksanaan ini menggunakan pendekatan partisipatif, dimana peran serta para peserta diharapkan lebih besar dalam pelatihan, Pelaksaanan kegiatan PKM ini dilaksanakan pada tanggal 7-12 Juni 2021. Hasil angket kepuasan pelatihan kepada para santri diperoleh 61,86% dengan kriteria baik dan 35.67% dengan kriteria cukup. Hasil evaluasi program kegiatan yang dilakukan oleh tim pelaksana program PKM dengan melibatkan mitra yang bertujuan untuk mengetahui dapat disimpulkan seluruh program PKM sudah dilaksanakan dan diaplikasikan dengan baik.
References
Fairus, S., Haryono, Miranthi, A., dan Apriyanto, A. (2010). Pengaruh Konsentrasi HCl dan Waktu Hidrolisis terhadap Perolehan Glukosa yang Dihasilkan dari Pati Biji Nangka, Prosiding Seminar Nasional Teknik Kimia ‘Kejuangan’ UPN Veteran Yogyakarta.
Hayati, S.(2009).PengaruhWaktuFermen- tasiterhadapKualitas Tempe Dari BijiNangka (Artocarpus hetero- phyllus) dan Penentuan Kadar ZatGizinya, Skripsi, Departemen Kimia, FMIPA, Universitas Sumatera Utara, Medan.
Muttaqin, R. (2016). Kemandirian dan pemberdayaan ekonomi berbasis pesantren (studi atas peran Pondok Pesantren Al-ittifaq Kecamatan Rancabali Kabupaten Bandung terhadap kemandirian eknomi santri dan pemberdayaan ekonomi masyarakat sekitarnya). JESI (Jurnal Ekonomi Syariah Indonesia), 1(2), 65-94
Ristia, E. (2014). Perbandingan Kadar Gizi Tempe Biji Nangka dan Tempe Kedelai, Laporan Penelitian, Prodi Pendidikan Biologi, Jurusan PMIPA, FKIP, Universitas Tanjungpura, Pontianak.
Sudarmadji, S., Haryono, B., Suhardi, (1997), ProsedurAnalisaBahanMakanandan Pertanian, Edisikeempat, Liberty, Yogyakarta.
Suyatman, U. (2017). Pesantren Dan Kemandirian Ekonomi Kaum Santri (Kasus Pondok Pesantren Fathiyyah Al-Idrisiyyah Tasikmalaya). Al-Tsaqafa: Jurnal Ilmiah Peradaban Islam, 14(2), 303-314.
Wadi, M. (2018). Potensi dan peran pesantren dalam mengembangkan ekonomi masyarakat: studi pada Pondok Pesantren Miftahul Ulum Panyeppen Pamekasan (Doctoral M.H.I. Abbas, dkk. SANTRIPRENEUR: Program Peningkatan Kemampuan 100 dissertation, UIN Sunan Ampel Surabaya). Rudi, L., & Haikal, H. (2014). Modal Sosial Pendidikan Pondok Pesantren Social Capital Of Boarding School Education. Harmoni Sosial: Jurnal Pendidikan IPS, 1(1).
Widodo, W. (2012). Pemanfaatan Biji Nangka (Artocarpusheterophyllus) sebagai Substrat Pembuatan Tempe Biji Nangka dengan Variasi Kadar Ragi dan Lama Fermentasi, Skripsi, Prodi Biologi, Fakultas sains dan Teknologi, UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta.
Yuliana, A. dan Rindjani, L. (2015). Pengaruh Penambahan Berat Jamur Tempe (Rhizopus oligosporus) terhadap Kualitas Tempe Biji Nangka, Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada, Vol. 13, No. 1, pp. 9-13.


mini.png)

